Medan, Seruu.Com - Sebanyak 17 siswa dan seorang guru di Sekolah Taman Kanak-Kanak dan SD Bodhicita Medan, masih dirawat di Rumah Sakit Colombia Asia, Medan, Sumatra Utara. Satu siswa di antara korban penabrakan seorang guru itu masih dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) akibat luka cukup parah. Korban menderita patah tulang.
Korban yang mayoritas anak-anak itu, membuat pihak RS Colombia Asia membuat Tim Dokter khusus untuk menangani murid Perguruan Buddishita Boddhicita yang masih trauma hingga saat ini.
Tim tersebut terdiri dari dokter penyakit anak, bedah syaraf, bedah dalam, dan neurolog. Juga para psikolog. Salah satu dokter, Edwin mengatakan, psikolog diterjunkan untuk menangani kejiwaan anak-anak yang rata-rata berusia 5 tahun ke bawah. Para korban masih trauma.
Tim tersebut terdiri dari dokter penyakit anak, bedah syaraf, bedah dalam, dan neurolog. Juga para psikolog. Salah satu dokter, Edwin mengatakan, psikolog diterjunkan untuk menangani kejiwaan anak-anak yang rata-rata berusia 5 tahun ke bawah. Para korban masih trauma.
"Anak anak masih trauma berat, kami sudah minta psikolog untuk pulihkan trauma yang dialami anak- anak," ujar Dokter Edwin, Sabtu (3/3).
Dia menambahkan, orang tua dan keluarga juga diminta mendampingi anak-anak mereka, agar cepat pulih. "Kami tak bisa pastikan sampai kapan trauma hilang, kami terus maksimalkan perawatan korban," tambah dia.
Hingga saat ini, dua siswa masih menjalani perawatan di ruang perawatan intensif (ICU) yakni Yunita dan Robert. Pasca kecelakaan, Yunita mengalami pendarahan di bagian kepala dan telinga bagian kiri serta luka sobek parah.
"Yunita sudah tidak pendarahan lagi di bagian kepalanya, dia sudah sadar tapi kondisinya belum bisa kami bilang membaik. Kami harus tetap memberikan perhatian khusus untuk Yunita," ujar dr Edwin.
Sementara, Robert mengalami patah tangan dan luka dibagian wajahnya. Namun kondisi kesehatan Robert berangsur angsur membaik. Saat ini Robert masih tetap di ruang monitoring ICU.
Korban yang bernama Wilbert, jari tangannya tak terselamatkan. "Kami coba transpalasi pakai mikroskop tetap tak bisa," ujar Edwin.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, seorang guru bernama Marini berniat memundurkan mobilnya ke luar dari parkiran sekolah. Namun nahas, kendaraan itu justru melaju kencang dan menabrak beberapa murid yang sedang berolahraga di halaman sekolah. Karena panik, M menginjak pedal gas Avanza itu. Mobil yang dia kendarai bergerak maju dan kembali menabrak murid TK. Bahkan jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. [ksr]Dia menambahkan, orang tua dan keluarga juga diminta mendampingi anak-anak mereka, agar cepat pulih. "Kami tak bisa pastikan sampai kapan trauma hilang, kami terus maksimalkan perawatan korban," tambah dia.
Hingga saat ini, dua siswa masih menjalani perawatan di ruang perawatan intensif (ICU) yakni Yunita dan Robert. Pasca kecelakaan, Yunita mengalami pendarahan di bagian kepala dan telinga bagian kiri serta luka sobek parah.
"Yunita sudah tidak pendarahan lagi di bagian kepalanya, dia sudah sadar tapi kondisinya belum bisa kami bilang membaik. Kami harus tetap memberikan perhatian khusus untuk Yunita," ujar dr Edwin.
Sementara, Robert mengalami patah tangan dan luka dibagian wajahnya. Namun kondisi kesehatan Robert berangsur angsur membaik. Saat ini Robert masih tetap di ruang monitoring ICU.
Korban yang bernama Wilbert, jari tangannya tak terselamatkan. "Kami coba transpalasi pakai mikroskop tetap tak bisa," ujar Edwin.
1 comments
kasihan sang korban, masih kecil tapi sudah menjadi caat seumur hidup
ReplyDeleteboleh komen ,asal pakai hati ya...dan blog ini sudah dofollow
note:blog ini tidak membatasi orang yang berkomentar dengan nama Anonymous, seperti blog yang lain,jadi silahkan berkomentar sesuka hati ..!