Kucing Anfield jadi tenar di internet masuk lapangan Saat pertandingan Liverpool Vs Tottenham Hotspur - Kucing yang memasuki lapangan sepak bola Anfield selama tiga menit ketika Liverpool bermain imbang tanpa gol dengan Tottenham Hotspur, menjadi sosok tenar di dunia maya.
Beberapa jam setelah kucing itu memasuki lapangan dan melakukan gerakan `slalom` seperti Lionel Messi pada babak pertama, maka bermunculan pula beberapa akun Twitter yang mengatas namakan kucing itu.
Salah satunya, @AnfieldCat, yang telah memiliki 17.368 pengikut pada Selasa pagi waktu setempat, sementara rekaman video yang menampilkan kelucuan kucing itu kini sangat populer di internet.
Pesan terakhir di akun tersebut terlihat berupaya mengejek rival sekota Liverpool, Everton, "Everton dikabarkan tertarik untuk merekrut saya, Bill Kenwright (ketua Everton) telah menggali dalam-dalam dengan cakarnya untuk mengumpulkan uang."
Para pendukung Liverpool, yang dikenal memiliki selera humor yang bagus, menggubah lagu mengenai kucing tersebut dengan lirik "A cat, a cat... a cat, a cat, a cat" dengan nada serupa dengan salah satu nyanyian kebesaran The Kop "Attack...Attack."
Kucing tersebut kemudian melenggang keluar lapangan, dan terakhir kali terlihat berada dalam dekapan seorang petugas keamanan Anfield.
(H-RF)
sumber:internet
Jakarta - Manusia-manusia terbang seperti Superman muncul di kota New York, Amerika Serikat (AS). Benarkah?
Tiga manusia terbang yang terlihat melayang-layang di atas kota New York ternyata tak lain tak bukan merupakan sebuah layang-layang besar yang digerakkan dengan remote control.
Sebuah video di YouTube muncul dengan judul Flying People in New York Citymemperlihat bagaimana layang-layang tersebut bisa menipu orang-orang yang melihat penampakan tersebut.
Video Flying People in New York Citydiunggah oleh pemegang akun bernama ChronicleNYC, yang telah ditonton sebanyak 403.393 kali.
education
Tak Hanya Rokok dan Alkohol Saja yang Berbahaya, Tetapi Gula Juga memiliki Efek Samping
15:42 Ardiya
Gula dianggap 'racun' dan bersifat adiktif layaknya alkohol dan rokok, sehingga perlu ada peraturan khusus yang mengaturnya, demikian yang dilansir melalui Dailymail, Kamis (2/2).
Menurut peneliti dari University of California, kebijakan baru terhadap penjualan gula seperti penetapan pajak dan perundang-undangan perlu diambil guna mengontrol pengonsumsiannya.
Peneliti menganggap kebijakan ini penting, karena seseorang yang kecanduan gula dapat memicu masalah kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung dan liver. Tak hanya itu, peneliti juga mengklaim sekitar 35 juta orang meninggal dunia setiap tahun di seluruh dunia akibat tak terkendalinya pengonsumsian gula.
Peneliti juga mengingatkan bahwa kini masalah obesitas merupakan masalah yang lebih besar dibandingkan malnutrisi di seluruh dunia. Terbukti, konsumsi gula di seluruh dunia meningkat tiga kali lipat selama 50 tahun terakhir dan dianggap sebagai penyebab cikal bakal obesitas.
Gula tidak hanya membuat orang menjadi gemuk, tetapi juga mengubah metabolisme tubuh, menaikkan tekanan darah, membuat hormon tidak seimbang dan membahayakan liver.
Pimpinan peneliti Robert Lusting mengungkapkan menyuruh anak-anak untuk menjaga pola makan dan melakukan olahraga rutin serta membatasi distribusi produk makanan minuman manis bukanlah cara yang efektif.
Penelitian ini menyarankan agar pemerintah mengenakan pajak dua kali lipat untuk penjualan produk dengan gula tinggi, menetapkan usia pembeli (di atas 17 tahun) dan memperketat pengawasan penjualan otomatis dan snack bar yang mengandung gula tinggi di sekolah.
Menurut peneliti dari University of California, kebijakan baru terhadap penjualan gula seperti penetapan pajak dan perundang-undangan perlu diambil guna mengontrol pengonsumsiannya.
Peneliti menganggap kebijakan ini penting, karena seseorang yang kecanduan gula dapat memicu masalah kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung dan liver. Tak hanya itu, peneliti juga mengklaim sekitar 35 juta orang meninggal dunia setiap tahun di seluruh dunia akibat tak terkendalinya pengonsumsian gula.
Peneliti juga mengingatkan bahwa kini masalah obesitas merupakan masalah yang lebih besar dibandingkan malnutrisi di seluruh dunia. Terbukti, konsumsi gula di seluruh dunia meningkat tiga kali lipat selama 50 tahun terakhir dan dianggap sebagai penyebab cikal bakal obesitas.
Gula tidak hanya membuat orang menjadi gemuk, tetapi juga mengubah metabolisme tubuh, menaikkan tekanan darah, membuat hormon tidak seimbang dan membahayakan liver.
Pimpinan peneliti Robert Lusting mengungkapkan menyuruh anak-anak untuk menjaga pola makan dan melakukan olahraga rutin serta membatasi distribusi produk makanan minuman manis bukanlah cara yang efektif.
Penelitian ini menyarankan agar pemerintah mengenakan pajak dua kali lipat untuk penjualan produk dengan gula tinggi, menetapkan usia pembeli (di atas 17 tahun) dan memperketat pengawasan penjualan otomatis dan snack bar yang mengandung gula tinggi di sekolah.